A story about a Mother broke her son's arm


If you were told "A Mother broke her son's arm", what do you think of this mother?

She is a bad mother.

Now I'm telling you that, the Son was crossing the road and almost hit by a car..
and when the mother saw him, she pulled him and broke his arm.
I repeat, "A Mother broke her son's arm", what would you say now?

Thank God, She is a good mother.

Yeah, we are like kids, we cannot see the cars and we cannot see what's happening. 
But God knows what is best for us. That's how we trust God no matter what happens.

____________________________________________________________________
*hasil browsing hari ini, terlalu bagus kalo nggak di repost di sini :")

Jadi, when things going wrong, yakinlah bahwa Allah sedang menyelamatkan kita dari hal yang bisa jadi lebih buruk menimpa kita. Cheers!

PS. this photo was taken in Kebun Teh Wonosari, 3rd January 2015. A great adventure in the beginning of the year with junior high school friends.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

What If..?

Image
Sering nggak sih, mengalami sesuatu yang nggak diinginkan. Jangankan diinginkan, terbayang sedetik aja mungkin nggak pernah. Terus berlarut mengutuk diri sendiri bahkan menyalahkan orang lain. Berandai saja waktu itu begini bukan begitu. Tapi ya sudahlah. Toh itu semua sudah berlalu. Ikhlas-in aja . Ya, kejadian itu memang sudah lama berlalu. Sekarang sih gue sudah berada di fase kelima dari 5-stages-of-grief- nya Kubler-Ross. Tapi seringkali terbersit penyesalan. Kalau saja waktu itu....... Ah, sudahlah, refreshing bentar. Putaran kepanitraan klinik a.k.a stase gue yang sekarang ini memberikan banyak sekali waktu luang. Bagi mahasiswa malas seperti gue ini kesempatan besar buat leyeh-leyeh. Hobi gue mantengin tumblr dan youtube setiap hari di- support oleh wi-fi kosan yang sering ngadat. Hahahaa. Suatu hari, gue lagi asyik gelimpang gelimpung di kosan nonton youtube  and   I find these amazing videos . Di video-nya ada kalimat sakti: "Nggak ada kegagalan lebih besar darip
Read more

Cerita Akhir Semester (Sebelum "Nyebrang")

Yak, sekarang udah bulan Maret yang artinya semester 6 sudah di depan dahi. Semester 6 nanti ada materi ilmu forensik!!! Awww can't wait! Seperti semester 3 dulu, setelah semester 5 ada yudisium lagi, yang menentukan apakah kita boleh lanjut ke semester berikutnya atau tidak. Nah, di Yudisium Sub Program 2 kali ini ada kabar menyenangkan sekaligus kabar menyedihkan. Yang menyedihkannya dulu deh ya... Pak Dekan dalam sambutannya, merasa nggak puas dengan hasil IPK kita. Duh gue langsung ngerasa berdosa, karena IP gue semester 4 & 5 terjun bebas. Yah walaupun biasanya juga biasa2 aja.... Tapi intinya, di sub program 3 nanti which is kesempatan terakhir menimba ilmu sebanyak-banyaknya sebelum masuk ke klinik, harus bener-bener dimaksimalkan. Kalo katanya dr. Gadis, "yang masih cengengesan semester2 sebelumnya, besok ya lebih serius lah." (asli kesindir pek.) Beliau melihat harapan di angkatan kita (Aberdiksi 2011) kalau kita bisa lebih baik dari sekarang. Angkatan 20
Read more

DNA, Kembar Identik, dan Sedikit Tentang Forensik

Image
Browsing malam ini disponsori oleh obrolan ceplas-ceplos dengan teman-teman kos. Bermula dari autis, kembar siam, hingga nyangkut ke perdebatan apakah ada orang yang memiliki DNA sama persis? Kira-kira begini obrolan kami http://kawankumagz.com 305 : "Ada nggak ya orang autis yang nikah?" 307 : "Ada laah, orang kembar siam aja ada yang nikah." 305 & 308 : "Hahh?!" (gak kebayang, kan?) 307 : "Ada, aku baca di koran, orang kembar siam nikah. Yang kembar siam ini cowok. Dua cowok kembar siam ini nikahin satu orang cewek. Poliandri deh jadinya..." 305 : "Duh, nanti anaknya bingung dong siapa bapaknya..." 307 : "Tinggal tes DNA laah..." 308 : "Lhoh, bukannya DNA orang kembar itu sama ya?" 305 : "Masa sih??" 308 : "Iya, sama!" 307 : "Orang walaupun kembar DNA nya tetep beda sih!" 308 : "Sama, kok.. Sama!" *hening* 305 & 307 berpikir keras masa sa
Read more