Manusia sebenarnya bermain dalam Labirin

Manusia sebenarnya bermain dalam sebuah taman labirin raksasa. Dengan miliaran pintu masuk dan dua pintu keluar. Peraturannya sederhana, telusuri labirin itu dan temukan jalan keluarnya. Tetapi setiap manusia diberi waktu yang berbeda. Sekali menginjakkan kaki ke dalam taman ajaib ini, kita tak akan bisa kembali lagi. Satu-satunya cara menyelesaikan permainan adalah dengan terus melangkah.

Setiap manusia memiliki jalannya masing-masing. Di dalam labirin, kitalah yang menentukan arah masing-masing. Kita yang menentukan kapan harus berlari, berhenti, belok kanan ataupun belok kiri. Kita sama-sama tidak tahu di mana pintu keluarnya. Kita juga tidak tahu yang mana pintu keluar yang benar. Setiap saat kita bertanya-tanya apakah kita telah melangkah ke arah yang benar? Apakah kita akan menemukan pintu itu sebelum habis waktu?
 
Sepanjang perjalanan kita mungkin akan bertemu dengan orang-orang yang bisa mengubah arah perjalanan kita. Ada kalanya kita tersesat, menemukan jalan buntu, dan terjatuh. Tetapi ketika tersesat, menemukan jalan buntu, dan terjatuh itu kita bertemu seseorang. Dia membantu kita berdiri dan melangkah lagi. Ada juga saat di mana kita bertemu orang-orang yang justru melukai dan menyesatkan kita. Kita pun lupa tujuan dari permainan ini. Enggan meneruskan permainan, dan terus saja membuang waktu berputar di tempat, tidak kemana-mana.

Sampai pada akhirnya kita dipertemukan dengan seseorang yang bisa diajak melangkah bersama mencari pintu keluar yang benar. Tapi tiba-tiba seseorang itu menghilang. Rupanya ia telah berhasil menyelesaikan permainan dan menunggu kita dengan sabar di pintu keluar. Kita pun kembali melangkah sendiri. Karena pada akhirnya kita hanyalah seorang diri.


P.S. Coret-coretan pas lagi nganggur selama KKN sebulan :D

Comments

Popular posts from this blog

What If..?

Happy Birthday, Mum!

Paradoxial