Minimal Efektif
"Prinsip memberikan terapi adalah minimal efektif..."
Begitu kata dosenku ketika diskusi P-drug mata kuliah Farmakologi di kampusku. Ya, seorang dokter harus memberikan terapi yang minimal efektif. Artinya pemberian obat dengan dosis seminimal mungkin tetapi dengan hasil yang efektif. Misal nih, pemberian Paracetamol dengan dosis 500 mg 2 kali/hari sudah bisa menurunkan demam, jadi tidak perlu memilih dosis 1000 mg per hari. Karena dosis obat yang tinggi juga memiliki side effect yang lebih banyak, terutama bagi kesehatan ginjal.
Sejenak aku merasa déjà vu dengan kata-kata dosenku itu. Kata-kata itu membawaku ke masa 3 tahun yang lalu. Masa dimana aku mempelajari suatu bidang ilmu yang terkenal dengan prinsipnya,
"Pengorbanan seminimal mungkin untuk mendapatkan hasil semaksimal mungkin."
Ternyata, ada sebuah prinsip yang relatif sama di dua bidang ilmu yang sangat berbeda. Hmm, tapi kenapa prinsip ini nggak pernah berhasil kalo dipake belajar untuk ujian yah? Andai saja, belajar seminimal mungkin bisa menghasilkan nilai semaksimal mungkin ya. Hahaahaha.
sumber gambar: www.parikiaki.com
Comments
Post a Comment