Mencari passion?

Mencari passion. Mungkin kelihatannya tidak istimewa sama sekali ya, atau malah aneh? Passion bukan dicari, tapi muncul dengan sendirinya, kan?

Beberapa bulan terakhir ini, aku sering bertanya-tanya pada diri ini. 'Mau jadi apa aku setelah lulus?' , 'Apa sih passion-ku?' atau 'Apa benar ini memang yang aku inginkan?' sampai 'Dengan siapa aku berjodoh? Umur berapa?'

Aku gusar dengan fase usia peralihan dari 19 ke 20 ini. Terlalu banyak pertanyaan yang tidak bisa kujawab sendiri. Jadi, aku bertanya kepada orang lain. Orang pertama kutanyai adalah, ibuku. Aku bertanya, setelah lulus jalan apa yang sebaiknya kuambil? Aku menunjukkan kepada ibuku sebuah artikel tentang masa depan mahasiswa FK. Menurutku artikel itu sangat bermanfaat. Kamu mau link nya? (klik di sini)

Dan, ternyata ibuku sama bingungnya denganku. Ada beberapa saran yang diberikan ibuku. Sudah pasti spesialis forensik tidak ada di daftar saran itu. Tetapi tidak satu pun yang memberikan kesan ehm seperti di film kartun kalau si tokoh tiba-tiba dapat ide cemerlang langsung berkata "Aha!" dan ada lampu yang menyala di atas kepalanya.

Percobaan berikutnya, aku bertanya kepada Ayahku. Sama buntunya. Beliau memberikan beberapa saran, dan semuanya kutepis dengan ke-pesimis-an. Lalu beliau berkata, "Bagaimana bisa meraih mimpi, kalau sudah dikalahkan rasa takut duluan?" Benar sekali. Itulah kunci aku tidak menemukan passion-ku sampai sekarang. Pesimis. Takut. Overthinking. Sudah seharusnya aku Optmis, Yakin, dan yeah just do the best in everything, Mut. That's it.



Sebenarnya aku sangat ingin menulis novel...



Surabaya, 9 Februari 2014, 16/04


Mutiarizd

Sumber gambar : blog.lovelybalivillas.com

Comments

Popular posts from this blog

What If..?

Happy Birthday, Mum!

Paradoxial